Makalah Public
Relation
BENTUK KEGIATAN
PUBLIK RELATIONS
Dosen Pengampu : Drs. Subiyantoro, M. Si.
Disusun
oleh :
1.
Diah Marya Ambini (141300156)
2.
Eka Rahayu (141300162)
3.
Ekki Putri Aprilianti (141300163)
4.
Febryana Aneke Putri (141300166)
5.
Galih Kuneirni (141300170)
ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
TAHUN AJARAN 2016
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Bentuk Kegiatan Public Relation dengan baik dan lancar.
Kami
juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Subiyantoro, M. Si, selaku Dosen
Pengampu matakuliah Public Relation yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Public Relation. Kami juga menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah
kami buat.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang membacanya. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Madiun, 15 Mei
2016
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Kata Pengantar
................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan......................................................................................................... 2
1.4. Manfaat....................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1. Kegiatan Public Relation............................................................................ 3
2.2. Bentuk Kegiatan Public Relation
Eksternal.............................................. 4
2.3. Bentuk Kegiatan Public Relation
Internal................................................ 12
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16
3.2. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Public
Relations (PR) pada
dasarnya merupakan semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (mutual understanding). Public relations memiliki
fungsi sebagai penghubung komunikasi yang menghubungkan pihak internal dengan
pihak eskternal. Artinya,
dalam konteks komunikasi fungsi komunikasi internal PR adalah mengupayakan agar
publik internal mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manajemen dan
sebaliknya manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan publik internal.
Sedangkan fungsi komunikasi
eksternal PR pada dasarnya mengupayakan agar tercipta dan terpelihara saling
pengertian antara organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, dalam arti organisasi atau perusahaan dapat
dimengerti oleh publiknya dan sebaliknya, organisasi atau perusahaan pun dapat memahami
publiknya, melalui komunikasi dua arah yang bersifat informatif, edukatif, dan
persuasif.
Dalam menyelenggarakan komunikasi
dua arah sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, public relations perlu melakukan sebuah kegiatan. Kegiatan public relation secara umum dapat
didefinisikan sebagai kegiatan yang ditujukan kepada publiknya. Kegiatan ini
difokuskan pada publik internal dan eksternal dari suatu organisasi maupun
perusahaan.
Sehubung dengan permasalahan di atas,
dalam makalah ini kami akan membahas tentang bentuk-bentuk kegiatan public relations.
Penjelasan lebih jelas mengenai bentuk-bentuk
kegiatan public relations akan
dibahas dalam makalah ini dengan judul Bentuk-bentuk kegiatan public
relations.
1.2.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian kegiatan Public Relations?
2. Apa saja bentuk kegiatan eksternal Public Relations?
3. Apa saja bentuk kegiatan internal Public Relations?
1.3.
Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini antara lain
1. Agar mahasiswa mengetahui apa pengertian dari Public Relations.
2. Agar mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk kegiatan eksternal
Public Relations.
3. Agar mahasiswa mengetahui bentuk kegiatan internal Public Relations.
1.4.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain
1.
Bagi
Penulis
Makalah ini memberikan
manfaat bagi penulis sebagi pembelajaran untuk lebih memahami tentang bentuk-bentuk
kegiatan Public Relation.
2.
Bagi
Pembaca
Makalah ini memberikan
manfaat bagi pembaca sebagai bahan referensi.
3.
Bagi
Masyarakat
Makalah ini memberikan
manfaat bagi masyarakat untuk menambah wawasan mengenai bentuk kegiatan Public Relation.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kegiatan Public
Relation
Kegiatan public relation adalah kegiatan
yang ditujukan untuk publiknya. Publik itu sendiri terdiri dari dua yaitu
publik eksternal dan internal. Publik eksternal adalah publik yang berada di
luar organisasi yang harus diberikan informasi untuk dapat membina hubungan
baik (good will). Publik internal
adalah publik yang berada di dalam lingkup suatu organisasi atau perusahaan.
(1)Kegiatan
dan sasaran public relation sebagaimana yang disebutkan oleh H. Fayol,
meliputi:
1. Membangun
identitas dan citra positif perusahaan (building
corporate identity and image), dengan sasaran:
a. Menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif;
b. Mendukung
kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi
krisis (facing crisis). Sasaran
kegiatannya adalah:
a. Menangani
keluhan (complaint);
b. Menghadapi
krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR recovery of image guna memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan
aspek kemasyarakatan (promotion public
causes) yang meliputi beberapa sasaran, yaitu:
a. Mempromosikan
hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan publik;
b. Mendukung
kegiatan kampanye, misalnya kampanye anti rokok, kampanye anti narkoba, kampanye
anti kekerasan pada anak dan perempuan, dan sebagainya.
|
Sebagaimana yang diutarakan oleh Frank Jeffkins (2004),
Public Relations (PR) pada
dasarnya merupakan semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian
(mutual understanding)”. Artinya bahwa
dalam konteks komunikasi, fungsi komunikasi internal PR adalah mengupayakan
agar publik internal mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manajemen dan
sebaliknya manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan publik internal.
Sedangkan
fungsi komunikasi eksternal PR
pada dasarnya mengupayakan
agar tercipta dan terpelihara saling
pengertian antara organisasi/perusahaan dengan publiknya, dalam arti organisasi/perusahaan dapat dimengerti oleh
publiknya dan sebaliknya, organisasi/perusahaan pun dapat memahami publiknya, melalui komunikasi dua arah yang
bersifat informatif, edukatif, dan persuasif.
2.2. Bentuk Kegiatan
Public Relation Eksternal
Dalam menyelenggarakan komunikasi eksternal,
bentuk-bentuk kegiatan PR antara lain seperti:
penerangan/informasi ke publik eksternal, peragaan, dokumentasi,
publisitas, dan kegiatan pameran. Public eksternal suatu perusahaan antara lain
terdiri dari:
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
4. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
5. Publik Pelanggan (Costumer Public)
6. Publik Konsumen (Consumer Public)
7. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
8. Publik Umum (General Public)
1. BENTUK KEGIATAN PENERANGAN/INFORMASI
Sebagai bentuk komunikasi yang terencana,
ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan publiknya guna mencapai
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian, salah satu manfaat
dari PR menurut Frank Jefkins adalah menyediakan berbagai jasa informasi
kepada publik mengenai kebijakan perusahaan, produk maupun jasa personil
selengkap mungkin untuk menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dan
mencapai pengertian publik (Jefkins, 2004). Artinya bahwa setiap fungsi dan
tugas PR adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi
melalui berbagai media mengenai kegiatan dan aktivitas organisasi/perusahaan
yang layak diketahui oleh publik. Dalam
hal media, Rosady Ruslan membagi media PR menjadi empat kelompok:
1) Media
umum, seperti: surat-menyurat, telepon, fax, dan telegraf.
2) Media
massa cetak/elektronik, seperti: surat kabar, majalah, tabloid, bulletin,
televisi, radio/film.
3) Media
khusus, seperti: iklan, logo dan nama perusahaan atau produk yang merupakan
sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif.
4) Media
internal, yakni: media yang digunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan
non komersial serta lazim digunakan dalam aktifitas PR (Ruslan, 2014).
2. BENTUK KEGIATAN PERAGAAN
Dalam kegiatan PR, film banyak
digunakan untuk peragaan. Penyusunan skenario film sebagai unsur pokok
bagi film dokumenter misalnya, pertama-tama yang penting difahami adalah bahasa
kamera. Beberapa hal teknis penggunaan kamera untuk menerjemahkan suatu ide ke
dalam film antara lain:
1) Gerakan
kamera (camera movement)
a. Panning
Pan
shot atau ambilan pemandangan dilakukan secara horisontal, dari kiri ke
kanan atau dari kanan ke kiri dengan cara mengikuti obyeknya.
b. Tilting
Kalau
panning dilakukan mendatar, tilting digerakkan dari atas ke bawah, atau
sebaliknya.
c. Tracking
Tracking
atau dollying adalah gerakan kamera ke depan atau ke belakang.
2) Posisi
kamera (camera position)
a. Full
shot
Dilakukan
jika diinginkan suatu action dalam seluruh pemandangan.
b. Long
shot
Dilakukan
dari jarak yang jauh dan untuk segi dramatisnya, terutama untuk
menunjukkan hal yang kontras.
c. Medium
long shot
Merupakan
pengambilan yang agak lebih dekat pada obyek daripada long shot.
d. Medium
shot
Merupakan
pengambilan yang lebih dekat lagi, yakni
dari lutut ke atas dan biasanya
pengambilan ini dilakukan untuk obyek yang bergerak.
e. Medium
close shot
Jepretan
ini menunjukkan dua orang dari bahu ke atas.
f. Close
Shot
Menunjukkan
sesorang dari bahu ke atas.
g. Close
up
Digunakan
untuk menunjukkan seluruh wajah seseorang.
h. Big
close up
Atau
Extreme Close Up diperuntukkan terutama pada suatu benda kecil yang mempunyai
fungsi penting dalam sebuah cerita.
3) Sudut
kamera (camera angles)
a. Normal
Angle
Merupakan
sudut kamera yang dipergunakan untuk ambilan yang biasa.
b. Low
Angle
Dengan
low angle ini ambilan dilakukan dari bawah tertuju ke atas.
c. High
angle
Adalah
sebaliknya dari low angle, ambilan dilakukan dari atas tertuju ke bawah.
Dalam kaitan dengan “montage” atau
“editing”, beberapa hal teknis yang perlu dipahami antara lain:
1) Cut
Yakni
transisi atau peralihan dari shot yang satu ke satu yang lain secara tiba-tiba.
2) Fade
Out
Yakni
untuk mendapatkan transisi secara luwes dari scene yang satu ke scene yang
lain.
3) Fade
In
Yakni
kebalikan dari Fade Out, dari tanpa gambar, samar-samar, lalu menjadi terang
dan jelas.
4) Dissolve
Dissolve
atau mix adalah transisi dari scene yang satu ke scene berikutnya dengan jalan
memadukan terlebih dahulu untuk beberapa saat.
5) Wipe
Wipe
yang artinya menyapu memiliki berbagai variasi, yakni ada yang ke kiri, ke
kanan, ke atas atau ke bawah, tergantung dari mana dimulainya.
3. BENTUK KEGIATAN DOKUMENTASI
Dokumentasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Otlet dalam suatu
ceramahnya pada International Economic Conference pada tahun 1985. Istilah
dokumentasi juga muncul dalam karyanya Paul Otlet Traite de documentation pada
tahun 1934. Dokumentasi berkaitan
dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyebarluasan suatu informasi. Dokumen adalah segala sesuatu yang tertulis,
tercetak, ataupun terekam, misalnya seperti surat, cek, saham, film, micro
film, dan sebagainya.
Dokumentasi biasa diartikan sebagai kumpulan catatan hasil kerja. Kita
mengenal berbagai bentuk dokumentasi. Bentuk kegiatan dokumentasi dalam
PR antara lain seperti:
video, gambar, struktur organisasi, peta lokasi maupun
sejarah dan perkembangan organisasi/perusahaan. Disamping itu yang tidak kalah penting adalah
kliping berita, yakni salah satu
kegiatan dalam PR yang
dilakukan untuk keperluan sebagai sumber informasi yang cukup
penting mengenai peristiwa dan kegiatan
organisasi/perusahaan yang akan disimpan sebagai bahan dokumentasi.
Dalam
konteks media relations, kliping berita
dapat menjadi refleksi bagaimana
stakeholder merespon operasional
organisasi/perusahaan. Berita-berita yang menyangkut organisasi/perusahaan
dikliping dan didistribusikan sesuai dengan
kepentingan. Cara media
relations menyampaikan kliping berita
kepada manajemen melalui pertemuan,
menggunakan email, atau melakukan diskusi. Dengan demikian apa yang menjadi berita di
media merupakan masukan bagi organisasi/perusahaan.
4. BENTUK KEGIATAN PUBLISITAS
Cutlip
& Center mendefinisikan publisitas sebagai penyebaran
informasi yang membuat hal-hal menjadi umum,
dilihat dari pandangan pihak yang ingin memberitahukan sesuatu kepada
orang lain. Publisitas dilakukan untuk kepentingan pihak yang menyebarkan
informasi, yakni praktisi PR.
Dalam menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media, tugas praktisi PR adalah
menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerja sama dengan pihak
media (pers/wartawan) dengan tujuan menguntungkan citra perusahaan yang
diwakilkannya. Misalnya: menciptakan
berita melalui press release, news letter
atau melalui bulletin dalam
rangka menciptakan publisitas. Dalam
hubungan/penempatan media ini termasuk juga merespons permintaan informasi oleh media,
memverifikasi berita, maupun membuka akses.
Dengan
demikian, publisitas pada dasarnya
adalah berita, pengetahuan
tentang mengolah berita. Press release
yang dikirimkan praktisi PR ke
media massa misalnya, ada
kemungkinan akan disiarkan jika
memenuhi syarat sebagi berikut:
1)
Menggandung nilai berita
Yakni
kisah yang mengandung nilai berita, kisah mengenai suatu hal atau peristiwa
yang aneh.
2)
Faktanya termasa
Yakni
menggambarkan fakta yang aktual, yang pada umumnya tidak lebih dari 24 jam.
3)
Disusun secara “piramida terbaik”
Secara
piramida terbaik atau “inverted pyramid”,
dimana segi yang terpenting dalam
susunan kisah berita dalam press-release didahulukan, kemudian disusul dengan
hal lainnya sebagai penjelasan.
4)
Mengundang rumus “5W & 1H”
Rumus
5W & 1H (What, Who, Where, When, Why dan How) menjadi syarat dalam press
release.
5)
Disusun dengan kata-kata yang umum
Sasaran
komunikasi melalui media massa adalah orang banyak yang heterogen,
sehingga press release harus disusun dengan bahasa yang sederhana
dengan kata-kata yang umum, yang
dapat dimengerti oleh semua orang dalam sekilas baca.
4.
BENTUK
KEGIATAN PAMERAN
Dalam konteks komunikasi, pesan/informasi lebih mudah
diterima dan dimengerti oleh penerima pesan (komunikan) apabila diberikan dalam bentuk pesan tulisan atau
gambar atau bentuk lain yang memanfaatkan penggunaan indera mata. Oleh karena itu, pameran sebagai media periklanan atau
kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada publik mengenai kelebihan dan
keunggulan suatu produk/jasa, banyak diselenggarakan oleh
organisasi/perusahaan guna memberikan informasi kepada publik, disamping
menggunakan bentuk komunikasi lain.
Melalui
pameran, publik dapat menyaksikan
peragaan proses produksi barang atau benda tertentu, dapat bertanya sepuasnya,
bahkan dimungkinkan untuk mencoba
produk dari suatu organisasi/perusahaan. Sehingga tidak dapat dipungkiri apabila dalam
perkembangannya hingga kini, banyak organisasi/perusahaan yang mengagendakan pameran sebagai kegiatan rutin,
karena dinilai lebih efektif. Tujuan dan Manfaat Pameran secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi kelompok pecinta seni dan masyarakat.
2. Memberikan
motivasi kepada pengunjung untuk mengambil langkah konkrit yang bermanfaat
dalam berkesenian.
3. Memupuk
rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan pengembangan budaya nasional.
4. Wujud
dari hasil praktik seni rupa. Bila praktik dari hasil berkarya seni tidak
ditunjukan kedapa orang lain atau masyarakat umum maka karya seni tersebut
tidak dapat diapresiasi dan mendapatkan apresiasi alhasil karya seni tersebut
hanya akan menjadi pengisi gudang belaka.
5. Sebagai
media dan sarana untuk menunjukan (to show) dan mengembangkan bakat (di bidang
seni) seseorang kepada masyarakat luas, dan hal ini bisa saja membuat seseorang
mendapatkan penghasilan dari bidang seni itu sendiri.
6. Meningkatkan
apresiasi seni pada generasi muda. Karena bangsa yang maju seringkali ditandai
dengan besarnya apresiasi (penghargaan) mereka terhadap kehidupan seni dan
budaya.
Berdasarkan jenis, pameran dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni:
1)
Pameran
barang, yang mempertunjukkan
benda-benda yang pada umumnya berbentuk asli, misalnya: pameran
otomotif mobil, motor atau
elektronik, dimana tujuan
akhirnya adalah pengunjung
dapat termotivasi untuk membeli.
2)
Pameran
jasa/kegiatan, yang memperkenalkan atau mempertunjukan proses
suatu pembuatan barang/produk.
Berdasarkan sifat, pameran
dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yakni:
1)
Pameran
khusus, diselenggarakan secara mandiri oleh organisasi/perusahaan tertentu,
misalnya: persatuan penggemar
perangko, pelukis dan sebaginya.
2)
Pameran
bersama, diselenggarakan
bersama-sama dengan
organisasi/perusahaan lain, baik yang sejenis maupun yang
tidak sejenis, misalnya: Jakarta
Fair.
3)
Pameran umum, hampir sama dengan pameran
bersama, namun temanya agak lebih luas.
Berdasarkan frekwensi, pameran dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni:
1)
Pameran berkala, diadakan secara berkala.
2)
Pameran insidental, diadakan apabila
dianggap perlu.
Berdasarkan lingkup geografis, pameran dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yakni:
1)
Pameran lokal, diadakan di sebuah kota
untuk menginformasikan kegiatan organisasi/perusahaan setempat.
2)
Pameran nasional, ruang lingkupnya
nasional.
3)
Pameran internasional, diikuti oleh
perusahaan berbagai negara.
Garis besar dalam perencanaan pameran
adalah sebagai berikut:
1)
Penentuan tema, harus yang tepat, khas,
dan dapat menarik perhatian publik.
2)
Penelaahan, menyangkut fasilitas, yakni
tempat, situasi, dan dana penunjang atau sponsorship.
3)
Penentuan kontraktor, terutama jika
pameran yang dilakukan bertaraf nasional/internasional.
4)
Penetapan
jenis produk barang/jasa yang akan dipamerkan, disesuaikan dengan tema, acara, dan ukuran ruang pameran
5)
Penentuan personel, orang yang
dilibatkan dalam pameran,
harus dapat bertanggungjawab secara profesional terhadap
aktivitas pameran.
6)
Persiapan brosur/bahan tulisan yang akan
membantu menerangkan produk barang/jasa
yang ditawarkan.
2.3. Bentuk Kegiatan
Public Relation Internal
Kegiatan Internal
Public Relation merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal
organisasi atau perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang
berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti
karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan
sebagainya
Melalui kegiatan
Internal Public Relation diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik
internal dari organisasi atau perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara
pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang
baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan
lancar. Sedangkan yang termasuk public internal adalah
khalayak atau public yang menjadi bagian dari kegiatan usaha pada suatu
organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia bisnis PR, Publik Internal
ini disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi yang bersangkutan apakah
organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah
ataupun lembaga pendidikan. Jadi tergantung dari jenis, sifat atau karakter
dari organisasinya. Jadi public yang termasuk ke dalamnya pun menyesuaikan diri dengan bentuk
dari organisasinya dan umumnya khalayak atau public tersebut adalah yang
menjadi bagian dari kegiatan usaha dari badan atau instansi atau perusahaan itu
sendiri. Publik Internal antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Publik Karyawan (employee public)
2.
Publik Manajer (manager public)
3.
Publik Pemegang Saham (stockholder public)
4.
Publik Buruh (labour public)
Kegiatan hubungan
internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers, yaitu
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang PR harus
mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun
informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang
PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena
dengan diadakan program employee relations diharapkan akan
menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of
belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja
semaksimal mungkin.
Menurut Kustadi Suhandang, membina hubungan baik
dengan para karyawan dapat dilakukan melalui kegiatan :
a.
Pemberian pengumuman-pengumuman
b.
Buku Pegangan Pegawai
c.
Personal Calls- Pertemuan Berkala
d.
Kotak Suara (kotak Saran)
e.
Hiburan dan Darmawisata
f.
Olah Raga
g.
Study Tour
h.
Training
i.
Hadiah-hadian dan Penghargaan
j.
Klinik dan Rumah Obat
k.
Tempat-tempat Ibadah
l.
Tempat-tempat Pendidikan
b. Hubungan dengan stakeholder (stockholder relations)
Seorang PR juga
harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham, serta mampu
mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai
penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara
transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan.
Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap
perusahaan. Maka dari itu
berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh PR untuk melakukan hubungan baik
dengan para manajer, misalnya :
1.
Menyatakan selamat kepada pemagang saham
yang baru.
Komunikasi seperti ini akan menimbulkan
kesan baik, di mana para pemegang sahammerasa dihargai dan dihormati dan mereka
akan menganggap perusahaan kita adalah perusahaan yang bonafit.
2.
Memberikan Laporan.
Laporan mengenai perkembangan perusahaan adalah merupakan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai kegiatan yang harmonis, di mana ini juga menanamkan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.
Laporan mengenai perkembangan perusahaan adalah merupakan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai kegiatan yang harmonis, di mana ini juga menanamkan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.
3.
Mengirimkan majalah organisasi.
Majalah organisasi merupakan medium yang baik untuk membina hubungan baik/harmonis dengan para pemegang saham, selain majalah intern juga tidak ada salahnya mereka dikirim majalah intern, sehingga mereka mengetahui atau dapat mengikuti perkembangan perusahaannya beserta segala kegiatannya.
Majalah organisasi merupakan medium yang baik untuk membina hubungan baik/harmonis dengan para pemegang saham, selain majalah intern juga tidak ada salahnya mereka dikirim majalah intern, sehingga mereka mengetahui atau dapat mengikuti perkembangan perusahaannya beserta segala kegiatannya.
4.
Mengadakan pertemuan.
Pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina hubungan yang harmonis, meningkatkan pengertian bersama, dan meningkatkan kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya hubungan, dapat juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan, misalnya acara hala bihalal, peringatan ulang tahun perusahaan pertemuan yang membicarakan masalah pembagian keuntungan, penjualan saham baru.
Pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina hubungan yang harmonis, meningkatkan pengertian bersama, dan meningkatkan kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya hubungan, dapat juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan, misalnya acara hala bihalal, peringatan ulang tahun perusahaan pertemuan yang membicarakan masalah pembagian keuntungan, penjualan saham baru.
c. Hubungan dengan para Manajer (Manager
Relations)
Kegiatan public
relations dalam rangka memelihara hubungan antara pimpinan dengan serikat buruh
dalam perusahaan dan turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul antara
keduanya, disinilah letak peranan public relations dimana ia harus mengadakan
tindakan-tindakan preventif mencegah timbulnya kesulitan-kesulitan. Dengan
demikian PR berarti turut juga melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua
belah pihak. Misalnya :
1. Menyelesaikan kasus tentang ada rasa permusuhan terhadap pimpinan dan
sebagainya.
2. Tuntutan kenaikan upah sampai terjadinya mogok kerja.
3. Kasus PHK.
4. Memberlakukan adanya uang tunjangan jabatan
5. Uang Resiko Jabatan
6. Kegiatan coffee morning diantara para manajer dalam rangka membina hubungan
dan bahkan memungkinkan adanya keluaran ide kebijakan bagi perusahaannya.
7. Koordinasi kerja antar bagian
8. Jika memungkinkan menyediakan alat transfortasi bagi kepentingan dinas
9. Rumah dinas, dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bentuk-bentuk
kegiatan PR baik yang untuk publik eksternal maupun internal sangat penting
dilakukan karena bertujuan untuk menunjang tercapainya suatu tujuan perusahaan.
Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh PR maka mempermudah publik eksternal
untuk mengetahui informasi mengenai perusahaan sehingga dapat menciptakan
kerjasama yang harmonis antara publik eksternal dengan perusahaan. Sedangkan
bagi publik internal dengan adanya kegiatan PR maka membantu perusahaan untuk
menciptakan citra positif perusahaan serta mendapat kepercayaan dan pengakuan
dari publik eksternalnya. Pemilihan media yang efektif dapat membantu PR dalam
merealisasikan program kerjanya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
3.2. Saran
Kegiatan
PR memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, mengingat PR adalah
jembatan penghubung antara perusahaan dan publiknya. PR seharusnya bisa
menjalankan kegiatannya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Tidak semua kegiatan harus dilaksanakan, apabila memang dirasa
kegiatan tersebut tidak sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://aprilianikurniasih.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-kegiatan-humas.html?m=1
(diakses 14 Mei 2016)
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-eksternal-public-relations-dan-internal-public-relations-lengkap/
(diakses 14 Mei 2016)
http://tentangpublicrelations.blogspot.co.id/2010/01/publik-internal-dan-eksternal-pr.html
(diakses (15 Mei 2016)
(diakses 15 Mei 2016)

terima kasih
BalasHapusbaik, terimakasih atas informasinya :)
BalasHapusWhat to Know about Betway casino and why you should
BalasHapusThe biggest casino to bet 전라북도 출장안마 on here is Betway. Betway has 거제 출장안마 over 450 games across 남양주 출장마사지 its online sportsbook, and there are plenty 전라북도 출장안마 of games to 춘천 출장마사지 choose from.